Selat Sunda adalah selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatra di Indonesia, menghubungkan Laut Jawa dengan Samudra Hindia. Selat ini memiliki sejarah yang panjang, baik dari segi geologi maupun sejarah manusia, karena posisinya yang strategis sebagai jalur pelayaran internasional. Selat Sunda bukan hanya sekadar perairan yang menghubungkan dua pulau besar, tetapi juga menyimpan kekayaan alam, sejarah letusan dahsyat, dan keragaman ekosistem laut.
### Geografi dan Karakteristik
Selat Sunda memiliki lebar sekitar 24 hingga 110 kilometer dan kedalaman rata-rata 20 hingga 100 meter, dengan arus yang cukup kuat. Lautan ini dipengaruhi oleh aliran air dari Samudra Hindia dan Laut Jawa, sehingga menghasilkan pertemuan arus yang unik dan berpengaruh pada kondisi ekosistem laut setempat. Wilayah ini juga terkenal dengan arus pasang surut yang kuat, sehingga menantang bagi pelayaran kapal besar.
Selat ini mengelilingi beberapa pulau kecil yang terkenal, seperti Pulau Sangiang, Pulau Sebesi, dan Pulau Rakata, sisa dari letusan dahsyat Gunung Krakatau. Selain itu, perairan Selat Sunda kerap dilalui oleh berbagai jenis kapal, baik kapal nelayan, kapal kargo, maupun kapal pesiar.
### Letusan Gunung Krakatau dan Dampaknya pada Selat Sunda
Salah satu peristiwa paling terkenal di Selat Sunda adalah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883, yang dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi paling dahsyat dalam sejarah manusia. Letusan ini menyebabkan tsunami besar yang menghancurkan banyak wilayah di sekitar Selat Sunda dan menewaskan sekitar 36.000 orang.
Akibat letusan tersebut, lanskap geologi di Selat Sunda berubah secara drastis. Pulau Krakatau terbelah, dan muncul pulau-pulau baru di sekitarnya, seperti Anak Krakatau yang muncul pada tahun 1927. Aktivitas vulkanik di kawasan ini terus berlanjut hingga kini, menjadikan Selat Sunda sebagai kawasan rawan bencana, khususnya terkait aktivitas gunung api dan tsunami.
### Ekosistem Laut dan Keanekaragaman Hayati
Selat Sunda dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Ekosistem lautnya terdiri dari terumbu karang, padang lamun, serta berbagai spesies ikan, seperti ikan kerapu, ikan tongkol, dan ikan pari. Selain itu, kawasan ini juga menjadi habitat bagi berbagai jenis burung laut dan biota laut lainnya, termasuk penyu dan lumba-lumba yang kadang terlihat di perairan ini.
Namun, keanekaragaman hayati Selat Sunda menghadapi ancaman serius, terutama akibat kegiatan manusia seperti penangkapan ikan berlebihan, pencemaran, serta kerusakan terumbu karang. Aktivitas kapal-kapal besar yang melintasi selat ini juga berpotensi merusak lingkungan laut jika tidak dikelola dengan baik.
### Pariwisata Selat Sunda
Selat Sunda juga menjadi destinasi wisata populer karena keindahan alamnya dan nilai sejarahnya. Beberapa aktivitas wisata di kawasan ini antara lain:
1. **Wisata Pulau Krakatau**: Wisatawan dapat mengunjungi Pulau Krakatau dan melihat langsung gunung berapi aktif Anak Krakatau. Banyak tur yang menawarkan kesempatan mendaki gunung atau sekadar menikmati pemandangan laut sekitar.
2. **Snorkeling dan Diving**: Kawasan ini memiliki beberapa spot snorkeling dan diving yang menarik, seperti di sekitar Pulau Sangiang, yang memiliki terumbu karang indah dan biota laut yang kaya.
3. **Ekowisata di Pulau Sebesi**: Pulau Sebesi yang terletak di Selat Sunda merupakan destinasi ekowisata yang populer. Wisatawan dapat menikmati pantai pasir putih, snorkeling, serta berinteraksi dengan penduduk setempat.
4. **Tur Sejarah dan Pendidikan**: Bagi para pecinta sejarah, Selat Sunda memiliki banyak cerita tentang letusan Krakatau dan kehidupan masyarakat sekitar. Tur edukatif yang mengeksplorasi sejarah geologi Selat Sunda banyak diminati oleh wisatawan.
### Jalur Pelayaran yang Strategis
Selat Sunda merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di Indonesia karena menghubungkan Laut Jawa dan Samudra Hindia. Banyak kapal komersial internasional yang melintasi selat ini untuk mempersingkat perjalanan antara Asia dan Australia. Selat ini juga menjadi jalur penghubung utama untuk pergerakan kapal dari pelabuhan-pelabuhan di Jawa ke Sumatra.
Namun, karena perairannya yang dangkal dan arus yang kuat, pelayaran di Selat Sunda memerlukan kewaspadaan tinggi. Pemerintah Indonesia juga memiliki rencana untuk mengembangkan infrastruktur maritim di sekitar Selat Sunda untuk mendukung arus pelayaran internasional sekaligus melindungi ekosistem lautnya.
### Mitos dan Kepercayaan Lokal
Banyak masyarakat lokal yang memiliki kepercayaan tradisional dan mitos tentang Selat Sunda. Beberapa cerita rakyat meyakini adanya makhluk-makhluk gaib yang menjaga selat ini, terutama di sekitar Gunung Krakatau dan Anak Krakatau. Di kalangan nelayan, terdapat juga ritual tertentu yang dilakukan untuk memohon keselamatan sebelum melaut.
### Ancaman Lingkungan di Selat Sunda
Selain ancaman aktivitas vulkanik dari Krakatau, Selat Sunda juga menghadapi tantangan lingkungan yang besar. Aktivitas manusia seperti polusi laut, penangkapan ikan ilegal, dan penggalian pasir menjadi ancaman serius bagi keseimbangan ekosistem laut di kawasan ini. Dampak perubahan iklim, termasuk naiknya permukaan laut dan perubahan suhu, turut mempengaruhi ekosistem laut di Selat Sunda.
### Kesimpulan
Selat Sunda adalah kawasan laut yang memadukan keindahan alam, kekayaan hayati, sejarah geologi yang penting, serta kepercayaan dan mitos yang hidup di masyarakat setempat. Dengan posisinya yang strategis, selat ini menjadi jalur pelayaran internasional yang sibuk sekaligus destinasi wisata yang menarik. Untuk menjaga keberlanjutannya, penting bagi pemerintah dan masyarakat sekitar untuk melestarikan lingkungan laut Selat Sunda dan mengelola sumber daya alamnya dengan bijaksana.